Bramantijo, Bramantijo and Hidayat, M Junaidi and Arifin, Moh (2020) KETERSEDIAAN LAWE LOWO DALAM MENJAGA KEBERLANGSUNGAN TRADISI TENUN GEDHOG DI KEREK, TUBAN. In: Seminar Nasional Tekstil, 3 november 2020, Bandung.
Text
6. Prosiding SNT 2020.pdf Download (737kB) |
Abstract
ABSTRAK Lawe lowo merupakan benang tenun berwarna coklat untuk membuat kain tenun Gedhog motif Intip Ian, Cele, Sleret Blungko, Dom Sumelap, Usik, dan Upan-upan. Ketrampilan membuat lawe dengan bahan kapas lowo (kapas coklat) merupakan bagian dari rangkaian tradisi menenun perempuan di Kerek, Tuban. Karakter kapas lowo yang mudah putus saat dipintal (ngantih) menjadi benang (lawe) serta ditenun, menguji keterampilan, dan kesabaran penenun dalam menghasilkan selembar kain tenun. Saat ini penenun lebih menyukai benang pabrik yang seratnya lembut, rapi, dan mudah dibeli, sehingga tidak repot memintal kapas. Permasalahan dalam penelitian ini adalah melihat akibat dari penggunaan benang pabrik terhadap keberlangsungan tradisi menenun perempuan Kerek yang menempatkan memintal kapas sebagai bagian penting dalam ritual menenun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat etnografi, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap 10 penenun senior, observasi partisipatif, FGD, divalidasi dengan triangulasi sumber data, serta dianalisis menggunakan model interaktif. Kesimpulan penelitian menyatakan bahwa akibat penggunaan benang pabrik, penenun kurang berminat membuat lawe lowo yang telah menjadi bagian dari tradisi menenun di Kerek. Penelitian ini berimplikasi pada pentingnya proses revitalisasi penggunaan lawe lowo untuk tenun Gedhog dan mempertahankan tradisi menenun bagi perempuan di Kerek sejak dari mengolah kapas menjadi lawe hingga menghasilkan kain tenun. Implikasi penting lainnya adalah perlunya diintensifkan penanaman kapas lowo di Kerek sebagai bahan lawe untuk kain tenun Gedhog guna menjaga keberlangsungan regenerasi tradisi menenun kain Gedhog. Kata kunci: lawe lowo, tradisi, kain tenun Gedhog ABSTRACT Lawe Lowo is brown yarn for weaving to make Gedhog woven cloth in Intip Ian, Cele, Sleret Blungko, Dom Sumelap, Usik, and Upan-upan motifs. The skill of making Lawe with Lowo cotton materials (Brown cotton) is a part of women’s weaving tradition in Kerek, Tuban. The character of Lowo cotton which is easily broken at the time it is spun (Ngantih) becomes the yarn (Lawe) and also woven, tests the skill and the patience of the weaver in producing a piece of woven cloth. Today the weaver prefers to use factory made yarn which is soft, tidy, and easy to buy so it does not need to spin cotton. The problem in this research is to analyze the impact of the factorymade yarn towards the sustainability of the women’s weaving tradition in Kerek which puts spinning cotton as an important part in weaving ritual. This research uses qualitative approach and is ethnographic, the data were collected through deep interviews to 10 senior weavers, participatory observation, FGD, being validated by triangulation of data source, and being analyzed by using interactive model. The conclusion of the research states that the impact of using factory made yarn, the weaver is lazy to make Lawe Lowo which is a part of weaving tradition in Kerek. This reaserch has implication for the importance of maintaining the tradition of producing woven cloth. Another implication is the need to intensify Lowo cotton cultivication in Kerek as Lawe material for Gedhog woven cloth to maintain the sustainability of regeneration in the tradition of weaving Gedhog cloth. Key words: lawe lowo, tradition, Gedhog woven cloth
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Subjects: | 660 - Rumpun Ilmu Seni, Desain dan Media > NX Arts in general 660 - Rumpun Ilmu Seni, Desain dan Media > 690 - Ilmu Seni Kriya > 695 - Kriya Tekstil |
Divisions: | Kepegawaian |
Depositing User: | Dr.,Drs.,M Bramantijo Bramantijo |
Date Deposited: | 11 Oct 2023 05:16 |
Last Modified: | 11 Oct 2023 05:16 |
URI: | http://repository.stkw-surabaya.ac.id/id/eprint/371 |
Actions (login required)
View Item |